Wisata Alam Taman Nasional Gunung Leuser Sumatera Utara
Sumber:https://travel.detik.com/domestic-destination/d-3175153/10-fakta-taman-nasional-gunung-leuser-yang-dikunjungi-leonardo-dicaprio
Wisata alam Bukit
Lawang menjadi andalan di Leuser dikarenakan memiliki daya
tarik satwa langka Orangutan Sumatra semi liar dan panorama hutan hujan tropis. Bukit
Lawang atau lebih dikenal sebagai Pusat Pengamatan
Orangutan Sumatra berada di Desa
Perkebunan Bukit Lawang, Bahorok,
Langkat, Sumatera Utara. Areal ini memiliki luas 200 hektar. Bukit
Lawang terletak sekitar 120 km dari kota medan, dapat
ditempuh menggunakan bus antarkota sekitar 3-4 jam perjalanan dari pusat kota.
Bukit Lawang termasuk
dalam lingkup Taman Nasional Gunung Leuser yang
merupakan sebuah kawasan yang terkenal dengan obyek wisata sungai dan dijadikan
kawasan konservasi Orang Utan Sumatera. Anda dapat menggunakan bus antarkota
dengan rute dari pusat kota, naik angkot atau betor dan turun di terminal bus
Pinang Baris, kemudian dari terminal naik bus jurusan Bukit
Lawang. Bus ke Bukit
Lawang tersedia dari pukul 09.00 hingga pukul 17.00 WIB.
Kemudian turun di terminal bus Gotong Royong di Bukit
Lawang. Pintu masuk Bukit
Lawang berjarak sekitar satu kilometer dari terminal bus
Gotong Royong. Anda dapat menggunakan jasa betor dengan kisaran biaya Rp.5000,
atau jalan kaki saja.
Objek wisata alam yang satu ini, bisa dibilang sudah sangat
kesohor hingga mancanegara. Bagi yang sudah pernah ke daerah wisata yang satu
ini, menyebut nama Bukit Lawang setidaknya
langsung dapat membayangkan bagaimana jernih dan gemericiknya aliran sungai
Bahorok yang melitasi kawasan berbukit tersebut. Keindahan hutan tropis dengan
flora dan faunanya yang dihuni orang utan sumatera. Pada awalnya Bukit
Lawang merupakan pusat rehabilitasi orangutan. Namun
seiring dengan perkembangannya, daerah ini berkembang menjadi Pusat Pengamatan
Orangutan Sumatra atau Viewing Centre. Tingkah laku primata yang satu ini mampu
menarik wisatawan lokal maupun asing untuk mengunjungi taman tersebut, sehingga
taman tersebut ramai pengunjung tiap tahunnya.
Pusat rehabilitasi orang utan ini didirikan dari dana suaka alam
dunia WWF (World Wild Life Found) sejak tahun 1973, bertujuan untuk meliarkan
kembali orang utan ke habitatnya semula di kawasan hutan Taman
Nasional Gunung Leuser (TNGL). Populasi orang utan
diperkirakan masih ada 300-an ekor di alam bebas hutan TNGL tersebut. Beberapa
ekor diantaranya setiap hari diberi makan oleh petugas dari Sub Balai TNGL
Bukitlawang . Pemberian makanan untuk orang utan tersebut dua kali setiap
harinya, masing-masing berkisar pukul 08.30 – 09.30 wib dan sorenya sekitar
pukul.15.00 – 16.00 wib. Beberapa tandan pisang dan seember susu untuk makanan
orang utan tersebut sudah dipersiapkan, karenanya atraksi pemberian makanan
bagi orang utan merupakan pemandangan yang asyik bagi para turis lokal dan
turis mancanegara.
orang utan
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Nasional_Gunung_Leuser
rafflesia arnoldi
Sumber : https://simparda.acehtenggarakab.go.id/berita/kategori/berita-pariwisata/flora-dan-fauna-taman-nasional-gunung-leuser.
Bukit Lawang selain menawarkan keindahan alam yang luar biasa dengan
hutan lebatnya juga memberikan kesan ramah oleh masyarakat sekitar kepada
pengunjung manapun yang akan didapat melalui interakasi antara pengunjung
dengan pemandu wisata. Tidak sulit menemukan para pemandu wisata di Bukit
Lawang, bisa dibilang sampir semua masyarakat Bukit
Lawang mengenal baik wilayah tersebut sehingga tidak
sedikit juga para pengunjung menyewa jasa masyarakat lokal untuk memandu mereka
menikmati alam terbuka berupa hutan hujan tropis yang sangat lebat.
Bukit Lawang tidak
hanya terkenal karena adanya pusat rehabilitasi orang utan, namun hutan di Bukit
Lawang merupakan tempat pelestarian beberapa flora dan
fauna yang dilindungi. Badak, gajah, dan harimau adalah hewan-hewan yang
menghuni hutan di Bukit Lawang.
Flora yang terkenal adalah bunga Rafflesia Arnoldi, yang diameternya dapat
mencapai tiga meter. Yang tak kalah menarik adalah wisata Tubing. Mungkin
istilah ini asing bagi telinga kita, tubing adalah wisata air seperti arung
jeram, namun perahu yang dipakai adalah ban, dan hanya bisa dinaiki satu orang
untuk satu ban. Karena lokasi Bukit
Lawang yang dekat dengan arus sungai Bahorok, dan arus
sungai yang deras, wisata ini cocok untuk anda yang senang dengan permainan
yang memacu adrenalin. Dengan biaya yang terjangkau, kita dapat menyewa ban dan
satu orang pemandu untuk wisata ini.
Satu lagi tempat yang dapat memicu adrenalin, adalah Gua
Kelelawar. Di Bukit Lawang terdapat
sebuah gua, yang berisi ribuan kelelawar. Saat masuk gua, tidak ada pencahayaan
alias gelap total. Disarankan membawa alat penerangan saat masuk Gua Kelelawar.
Di dalam gua anda dapat merasakan sensasi nyanyian kelelawar, suara tetesan air
dari sungai Bahorok, dan yang pasti bau kelelawar yang khas. Fasilitas di Bukit
Lawang meliputi pondok-pondok wisata bernuansa alami
dengan tarif bervariasi antara Rp. 100.000 sampai dengan Rp. 500.000 per malam.
Fasilitas wisata lainnya yang tersedia berupa restoran, camping ground, feeding
site, dan sampan penyeberangan menuju kawasan Leuser. Di Bukit
Lawang banyak tersedia pemandu wisata lokal berpengalaman.
Bagi pengunjung yang membutuhkan pemandu selama melakukan petualangan di Leuser
dapat menghubungi Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bukit
Lawang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar